Pentingnya Investasi Selagi Muda untuk Generasi Milleniall

Salah kebiasaan generasi milenial yaitu senang dengan memiliki gaya hidup yang begitu saja / stagnan, walaupun penghasilan masih terbatas. Bahkan, kebanyakan dari generasi milenial ingin memiliki gaya hidup yang lebih baik di masa depan. Lalu Bagaimana caranya?

Milenial memiliki banyak keinginan daripada kebutuhan yang penting. Biaya kebutuhan pun setiap tahunnya akan naik karena adanya inflasi. Rp 1,5 juta pada tahun ini mungkin bisa membeli makan untuk satu bulan. Namun, 10 tahun lagi mungkin Anda akan membutuhkan uang setidaknya Rp 4 juta untuk membeli kebutuhan makanan yang serupa.

Menyisihkan penghasilan untuk ditabung akan lebih sesuai untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek saja. Sedangkan, untuk menjaga agar gaya hidup dapat dipertahankan di masa depan maka milenial butuh adanya investasi.

Investasi pada hakikatnya merupakan penundaan konsumsi hari ini dengan harapan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menikmati konsumsi di masa depan. Hasil investasi yang baik akan dinikmati dalam jangka waktu yang panjang.

Meskipun sebagian dari kaum muda mulai paham tentang bahaya dari risiko penyusutan maupun inflasi, sayangnya dari hasil beberapa survei lainnya, generasi milenial juga kerap melakukan beberapa kesalahan dalam mengelola keuangannya.

pertama adalah generasi milenial tidak suka membeli aset. Kaum muda jaman sekarang lebih suka membelanjakan kelebihan uangnya untuk pengeluaran berbasis pengalaman seperti liburan, menonton konser musik, dan lainnya. Bahkan, milenial mengalokasikan porsi pengeluaran untuk makan di restoran yang paling besar dibandingkan generasi sebelumnya.

kedua adalah tidak menabung untuk dana pensiun. Masa pensiun adalah masa yang masih jauh perjalanannya bagi kaum muda. Jika target usia pensiun adalah 55 tahun, maka generasi milenial masih memiliki setidaknya 18 tahun bahkan lebih untuk mempersiapkan dana pensiun.

Sayangnya, semakin lama seseorang menunda investasi, maka semakin besar modal investasi yang dibutuhkan.

ketiga adalah mengabaikan pentingnya perencanaan proteksi. Banyak kejadian yang memiliki dampak finansial meski pun di usia muda seperti sakit kecelakaan, kritis, bahkan sampai kematian di usia muda.

Akibat dari menyepelekan perencanaan proteksi, bisa-bisa dana yang sudah dihimpun dalam aset investasi akhirnya hilang saat berbagai kejadian tak terduga tersebut dialami. Oleh sebab itu, selain harus mulai berinvestasi, kaum muda pun juga harus memiliki proteksi secara berdampingan.

Investasi terbaik bagi kaum muda idealnya dilakukan secara berkala, dengan nominal berapa pun, namun sedari dini. Alokasi pengeluaran untuk investasi idealnya minimal 10% dari penghasilan.

Bahkan, jika masih lajang, Anda seharusnya dapat mengalokasikan minimal 15% dari penghasilan. Mengalihkan pembelian kopi impor 4 kali dalam sebulan menjadikan kaum muda punya modal Rp 200 ribu untuk berinvestasi.

Jika diinvestasikan ke dalam dana kelolaan berbasis saham selama 20 tahun ke depan, potensi pengembangan dana dapat mencapai Rp 200 juta.

Pemilihan aset investasi pun memegang peranan penting dalam kesuksesan berinvestasi selagi muda. Untuk tujuan jangka pendek, kaum muda boleh saja memiliki aset yang lebih konservatif seperti tabungan mau pun emas.

Namun, untuk tujuan jangka panjang, aset investasi yang dipilih harus berpotensi memberikan hasil melebihi dari tingkat inflasi tahunan. Secara statistik, beberapa contoh investasi yang bisa digunakan untuk jangka panjang adalah reksa dana berbasis saham, porsi investasi unit-link berbasis saham, mau pun aset seperti properti

Pahami bahwa setiap aset investasi tidak terjamin hasilnya dan mengandung risiko. Namun, jika tidak berani berinvestasi, maka risikonya adalah kaum milenial berpotensi tidak dapat memiliki gaya hidup yang nyaman di masa depan.

Baca Juga : Cara Mengelola Keuangan Rumah Tangga Secara Optimal

Disiplin dalam menyisihkan penghasilan adalah kunci sukses berinvestasi. Hal ini dapat dibantu apabila generasi milenial berkomitmen untuk mengikuti program investasi yang mengajak investor untuk berinvestasi secara berkala.

Exit mobile version