Suku Bunga Selandia Baru Meningkat, Rencana Jual Obligasi

Suku Bunga Selandia Baru Meningkat, Rencana Jual Obligasi

Apa Yang Membuat Bank Sentral Selandia Baru Meningkatkan Suku Bunga?

Bank sentral Selandia Baru (RBNZ) mempertinggi suku bunga acuan sebanyak 25 basis poin dalam Rabu, kenaikan ketiga berturut-turut yg membawa porto pinjaman ke taraf pra-pandemi, & menyampaikan akan menjual obligasi waktu pihaknya tampak akan melawan kenaikan inflasi.

Semua kecuali satu menurut 20 ekonom pada telaah pendapat Reuters memperkirakan RBNZ akan mempertinggi suku bunga sebanyak 25 basis poin sebagai 1,0 %, ad interim satu ekonom siap buat kenaikan 50 basis poin.

Baca Juga Kementerian PUPR Usulkan Tambahan Dana Rp112 Miliar Untuk Persiapan G20

Namun RBNZ menandai jalur pengetatan yg lebih militan, yg mengirim dolar Selandia Baru melonjak lebih menurut 0,5 % sebagai 0,6765 dolar Alaihi Salam selesainya pengumuman tersebut. “Komite putusan bulat bahwa permanen sempurna buat terus mengurangi stimulus moneter buat menjaga stabilitas harga & mendukung pekerjaan maksimum berkelanjutan,” istilah komite kebijakan moneter RBNZ pada pernyataannya.

Bank jua menyampaikan akan memulai pengurangan kepemilikan obligasi secara sedikit demi sedikit pada bawah acara Pembelian Aset Skala Besar (LSAP) baik melalui jatuh tempo obligasi & penjualan terkelola. RBNZ memperkirakan suku bunga acuan resmi (official cash rate/OCR) mencapai 3,35 % dalam Maret 2025.

Suku bunga akan mencapai 2,57 % dalam Maret 2023, jalur yg lebih militan daripada 2,3 % yang terlihat pada asumsi sebelumnya dalam November. Komite menyampaikan langkah OCR 50 basis poin sangat dipertimbangkan & anggota melihat ini sebagai “keputusan yg sangat seimbang.” RBNZ mempertinggi suku bunga dalam 2 rendezvous terakhirnya & mengisyaratkan pengetatan lebih lanjut lantaran sepertinya akan mendinginkan ekonomi yang memanas.

Baca Juga :  Meta Bangun SuperKomputer Untuk Metaverse!

Kendala pasokan dunia mendorong inflasi ke 5,9 %, hampir 2 kali lipat menurut kisaran sasaran bank sentral 13%, & taraf pengangguran ke rekor terendah 3,2 %. Harga tempat tinggal jua melonjak ke level tertinggi pada sejarah. Namun ketidakpastian permanen terdapat atas prospek lantaran varian Omicron menyebar lebih cepat melalui Selandia Baru & pasar bersiap buat setiap kejatuhan ekonomi dunia menurut potensi pertarungan pada Ukraina.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

6 − five =