Pada senin kemaren, tersiar kabar bahwa pesawat boeng 737 jatuh di pegunungan China selatan, hal itu memberi dampak terhadap saham Boeng yang turun hingga 8%. Namun saat ini pada pagi hari sudah terpantau turun 6 %.
Sampai saat ini penyebab dari jatuhnya pesawat boeing 737 ini belum diketahui. Namun pihak dari Boeng sudah memberikan pernyataan bahwa akan bekerjasama dengan pihak maskapai untuk mengusut penyebab kecelakaan tersebut.
Tidak hanya Boeng saja yang terdampak, namun China Eastern Airlines yang juga terdaftar di bursa mengalami penurunan dan longsor sampai 15 % .
Pesawat tersebut dikonfirmasi oleh Otoritas Penerbangan Sipil China, bahwa pesawat harusnya terbang dari kota kunming menuju ke Guangzhou bagian selatan. Lalu hilang kontak di wilayah guangxi. Pesawat naas tersebut membawa 132 orang dan 9 petugas penerbangan.
Untuk diketahui, pesawat yang jatuh merupakan pesawat buatan amerika boeng dengan tipe 737-800 dan sudah berusia 6 tahun lamanya. Pesawat tipe 737 tersebut memiliki kapasitas penumpang maksimal 188 Orang.
Pesawat ini Memiliki mesin ganda atau twin jet. Dan merupakan produk terlaris pada masa nya, penjualannya pun mencapai lebih dari 15 ribu awak pada tahun 2019 yang lalu.
Sebelumnya boeng 737 pernah jatuh di Indonesia dan telah dilarang mengudara, namun Pemerintah China mendapat rayuan dari boeng untuk menerbangkan pesawat tersebut.
