Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memperkirakan penurunan impor produk baja tahun lalu masih berlanjut hingga 2021. Plt. Kepala Bidang Logam Besi Dirjen ILMATE Kementerian Perindustrian Rizky Aditya Wijaya mengatakan, secara tahunan, impor berhasil diturunkan hingga 30% pada 2020. Oleh karena itu, tahun ini setidaknya harus sama dengan tahun lalu. tahun dengan tiga peringkat.
Pertama, penurunan impor pada tahun 2021 tidak akan berdampak signifikan terhadap sektor hilir khususnya sektor otomotif. Kedua, untuk aliran masuk modal pada kelompok besi dan baja, fasilitas impor akan diberikan agar perekonomian segera pulih. Ketiga, perlu dikaji lebih dalam mengenai target penurunan tahun ini dan tahun depan agar perekonomian dapat pulih dan pulih kembali industri besi dan baja dalam negeri tanpa gangguan.
“Tahun lalu, menurut data yang dirilis asosiasi, impor turun 30%, yakni turun 5,67 juta ton senilai US$ 4,68 miliar dari hulu ke hilir baja,” ujarnya dalam Bisnis, Selasa. (2/2/2021). ). Rizky mengungkapkan beberapa upaya yang dilakukan Kemenperin antara lain pemberlakuan SNI wajib BJLAS dan warna serta SNI wajib BJLS dan warna. Tidak hanya itu, penerapan kebijakan SNI wajib untuk ruas baja ringan juga masih terus digarap.
Menurut Rizky, industri besi dan baja saat ini sedang membaik dengan efisiensi utilisasi yang meningkat 15% pada tahun lalu di masa pandemi. “Saat ini pemerintah sangat berkepentingan untuk mengendalikan impor baja dan produk sampingannya berdasarkan supply dan demand nasional,” ujarnya.