Berita  

Menjelang Ramadhan, Harga Ayam Terus Naik

Harga Ayam terus naik sejak pekan lalu, karena tingginya permintaan masyarakat akibat banyaknya perayaan di bulan Ruwah (Sya’ban). Selama ini tidak ada penambahan stok oleh petani. “Bulan ini (Ruwah) banyak banget pesta, mertua dan keperluan lainnya.

Kalau Syuro (Muharram) memang cenderung turun karena jarang ada pesta,” kata Hammam, 28 tahun, peternak ayam di Tawangmas, Kota Ayam Semarang mencapai Rp 34.000, sedangkan harga normal sebelum kenaikan Rp 30.000.Sedangkan kenaikan harga biasanya terjadi pada tahun baru, menjelang puasa dan saat lebaran.

Baca Juga Jarak Vaksin ke Booster Covid 19 dan Kombinasi Yang Ada Di RI

“Sebelum Idul Adha meningkat, tapi setelah turun langsung turun. Tapi sekarang belum pasti, selain itu juga tergantung dari perusahaan pembibitan,” katanya. Ia mengungkapkan, pada Januari 2022 harga stabil, ada kenaikan Februari Februari, harga ayam naik lagi. “Sampai Maret terus naik sampai sekarang. Setiap hari naik, kalau tidak Rp 500, ya Rp 1.000,” katanya.

Diakuinya, pembelian ayam hidup dari peternak saat ini Rp 20.500 per kilogram (kg), padahal sebelumnya hanya Rp 16.500 per kg. “Dengan berat ayam hidup dari 2kg hingga 1,5kg, bagian kepala, cakar, leher, isi perut hilang,” kata Hammam.

Sementara Suminten, 67, pedagang ayam di pasar Bulu, berjuang menaikkan harga ayam: harga naik, tidak ada pembeli. “Minat pembeli berkurang jika harganya mahal. Akan selalu ada sisa.Akhirnya saya masukkan kembali ke dalam freezer,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4 × 4 =