Insiden Wadas pada Pembangunan Bendungan Bener, Akankah Proyek Tetap Lanjut?

Insiden Wadas, Apa Yang Terjadi?

Insiden Wadas yang terjadi pada Warga Desa Wadas, Kecamatan Bener masih ketakutan keluar tempat tinggal & menentukan menutup pintunya. Menurut Sulaiman, galat seseorang menurut masyarakat desa, polisi masih berjaga. Ia berujar 10 truk polisi tiba kembali, Kamis, 10 Februari 2022, yg kabarnya mereka telah dibekali menggunakan senjata lengkap, termasuk satu truk yg ditumpangi anjing pelacak. Ia pula menyebutkan bahwa terdapat kendaraan beroda empat eksklusif glamor kurang lebih 20 unit masuk ke Desa Wadas, dan rombongan motor yg diduga para preman.

Selain itu, tidak terdapat kegiatan apapun menurut masyarakat desa tadi. “Hari ini memang nir terdapat penangkapan, akan tetapi masyarakat masih takut, desanya misalnya desa mati. Logistik itu belum mampu dikondisikan lantaran syarat sangat semrawut,” ungkap Sulaiman, Kamis.Sebelumnya, dalam 8 Februari 2022, polisi diturunkan buat mendampingi Badan Pertanahan Nasional (BPN) yg mengukur huma planning penambangan material Bendungan Bener. Penolakan sang sebagian masyarakat pun timbul, terdapat 67 orang yg ditangkap.

Dari total tadi terdapat 60 masyarakat yg ditangkap (13 pada antaranya anak-anak), lima solidaritas, 1 Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta (Dhanil Al-Ghifari), & 1 orang seniman (Yayak Yatmaka). Menanggapi adanya penolakan tadi, Direktur Bendungan & Danau Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Airlangga Mardjono mengungkapkan proyek itu akan permanen dilanjutkan.”Proses pembangunan telah 15 persen. Tetap lanjut (meski terdapat penolakan),” istilah Airlangga waktu dihubungi Kamis, 10 Februari 2022.

Baca Juga :  Satgas Koperasi Minta Akses Data Dari KSP IndoSurya

Target Proyek Bendungan

Dalam situs KPPIP, penanggung jawab Proyek Bendungan Bener merupakan Kementerian PUPR. Adapun Bendungan Bener ditargetkan mulai beroperasi 2023. Dia mengungkapkan sasaran beroperasi Bendungan itu akan mundur sebagai 2025. Menurutnya, nir terdapat kerugian menurut mundurnya proyek itu. Di mana waktu ini pembebasan huma Bendungan Bener mencapai 60 persen.

Adapun Warga Desa Wadas menolak pembukaan huma tambang andesit pada desanya semenjak 2017. Batuan andesit pada desa tadi akan dikeruk buat bahan standar proyek pembangunan Bendungan Bener pada Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, yg sebagai bagian menurut proyek strategis nasional (PSN) pemerintah. Menurut rilis menurut Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (GEMPA DEWA) terdapat puluhan orang masyarakat Wadas ditangkap sang aparat kepolisian berkaitan menggunakan aksi penolakan pengukuran pada Desa Wadas.

Selain itu, berdasarkan rilis aneka macam lembaga, misalnya LBH Yogyakarta, Walhi, Greenpeace, & Front Nahdliyyin mengungkapkan bahwa aparat kepolisian melakukan pengepungan pada masyarakat yg masih bertahan pada Wadas. Seruan Wadas Melawan terus bergema pada aneka macam media sosial. Sebanyak 55 akademisi menurut 31 kampus & institusi riset mendesak pemerintah meninjau ulang urgensi menurut Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Bener pada Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah.

Desakan ini timbul selesainya proyek ini menyulut peristiwa antara masyarakat setempat & kepolisian. “Terlebih menggunakan cara-cara kekerasan yg menyertai proses pembangunannya,” demikian seruan menurut mereka yg tergabung pada Akademisi Peduli Wadas ini pada informasi tertulis, Kamis, 10 Februari 2022.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5 × 2 =