Jangan anggap enteng opsi Omicron. Juru Bicara Pemerintah COVID-19 Dr. Reisa Broto Asmoro mengimbau semua pihak untuk tidak sembarangan mendukung anggota keluarga yang diduga positif COVID-19. “Perhatian! Senin 31 Januari 2022 Dalam siaran kesehatan bertajuk “Menunggu Gelombang Ketiga Indonesia”, Reisa menyarankan untuk tidak melakukan pengobatan sendiri, apalagi dengan obat-obatan yang tidak direkomendasikan oleh tenaga kesehatan. Reisa mengatakan gejala pasien COVID-19 dapat dan dapat bervariasi dari orang ke orang.
Misalnya, gejala omicron. Setelah pemerintah melakukan penyelidikan, gejala yang paling umum adalah sakit tenggorokan, batuk kering, sakit kepala atau demam. Namun, dalam beberapa kasus, hilangnya indra penciuman pada pasien dengan mutasi omicron jarang terjadi. “Gejala kecil dari delta tidak berarti bahwa Omicron adalah penyakit yang diremehkan. Ini masih virus yang berbahaya, jadi kita harus berhati-hati,” kata duta besar perubahan perilaku itu.
Rata-rata orang yang terkena Omicron membaik setelah 5 hari dan mengalami gejala ringan, tetapi Reisa menguji COVID 19 melalui lab untuk menentukan secara akurat mutan mana yang mempengaruhi keluarga. Saya mengimbau masyarakat umum untuk melanjutkan. Ia juga mengimbau masyarakat untuk menerapkan rekomendasi Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor HK.02.01/Menkes/18/2022 untuk pencegahan dan penanganan kasus COVID-19 terkait varian Omicron.
Edaran merekomendasikan agar pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala untuk diisolasi sendiri di rumah masing-masing, dengan mempertimbangkan kebutuhan klinis dan isolasi di rumah. Kondisi klinis yang disebutkan adalah pasien berusia 45 tahun atau lebih muda, tidak memiliki penyakit penyerta, memiliki akses ke telemedicine atau layanan medis lainnya, dan berjanji untuk melanjutkan isolasi diri sebelum diizinkan meninggalkan rumah sakit.
Di sisi lain, persyaratan rumah adalah memiliki kamar dan kamar mandi yang terpisah dari anggota keluarga lainnya. Jika ada kondisi yang tidak memenuhi persyaratan tersebut, anggota positif harus ditempatkan di karantina pusat segera setelah mendapat rekomendasi dari tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat. Selain memastikan diferensiasi yang teratur dari varian dan isolasi COVID-19, ia berkonsultasi dengan profesional kesehatan melalui telemedicine kepada publik, mendapatkan obat yang benar, dan melalui pengukur oksigen.
Saya menyarankan untuk memantau saturasi oksigen di rumah. Reisa juga diharapkan disiplin dalam penerapan protokol kesehatan dan pola hidup sehat untuk mencegah pertumbuhan kasus setiap saat untuk mencegah berbagai varian COVID-19. “Ingat Protokol Kesehatan, Makan Makanan Bergizi, Jangan Stres dan Istirahat. Selalu Hidup Sehat,” jelasnya.